Kamis, 20 Oktober 2011

Universitas Gunadarma

Paper 3
PEMROGRAMAN DIRI DAN POLA PIKIR

Nama         : Safrizal
Npm           : 26111549
Kelas          : 1KB01

Fakultas
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan zaman yang begitu cepat berubah hingga sekarang telah masuk ke zaman modernisasi. Di zaman modernisasi ini banyak alat-alat elektronik yang semakin canggih dan fleksibel digunakan dengan program – program di dalamnya. Program dalam suatu alat atau benda adalah suatu proses dimana suatu perintah atau keinginan dijalankan dan hal itu juga yang mulai diterapkan setiap manusia di dunia ini. Program yang diaplikasikan kedalam kehidupan manusia adalah program dimana manusia itu menata kegiatannya untuk mencapai yang dia inginkan. Namun itu semua harus didukung dengan pola pikir yang baik atau sesuai dengan usia dan pendewasaan.
1.2.         Rumusan Masalah
            Dengan mempertimbangkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah pada tugas kali ini adalah saya akan membahas tentang program diri dan bagaimana saya menerapkan program diri tersebut dikehidupan saya serta bagaimana pola pikir saya dalam menjalankan program tersebut.
1.3.         Tujuan Penelitian
Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui dengan mendalam tentang pemrograman diri dan tentang bagaimana pemrograman diri yang baik untuk mencapai apa yang di inginkan dan diharapkan.
1.4.         Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan bagi perkembangan pola pikir mengenai program dan diri serta pemrograman itu sendiri yang disertai dengan penerapan program diri yang ingin dijalankan.



Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan

Universitas Gunadarma

Paper 2
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan

Nama         : Safrizal
Npm           : 26111549
Kelas          : 1KB01

Fakultas
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang Masalah
Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamainya ilmu pengetahuan, dan pula ada yang menyebutnya sains. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang asalnya dari bahasa Inggris. Pengertian yang terkandung dibalik kata-kata yang berbeda tersebut ternyata juga tidak kalah serba ragamnya. Keserbaragamannya bahkan kadang-kadang seolah-olah mengingkari citra ilmu pengetahuan itu sendiri yang pada dasarnya bertujuan untuk merumuskan sesuatu dengan tepat, tunggal dan tidak bias.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu artinya adalah pengetahuan atau kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya.

Jumat, 07 Oktober 2011

Para Pencari Hentakan

Who is "Tour de Tungs! /Para Pencari Hentakan?"
kita itu berempat, eitseits, tenang2.. kita bukan F4 yang semuanya anak orang kaya, wow wow wow, tenang juga.. kita juga bukan Boys Before Flower yang semuanya megang kekuasaan di sekolah (siapa juga yang mau megang kekuasaan di 109 zzzzzzzzz) kita juga bukan Fantastic Four yang masing2 punya ability buat nolongin warga kota (males juga nolongin warga kota Depok wahaha), tapi kita juga bukan karakter kaya di Komik "4 Blind Shooter" yang terdiri dari 4 jagoan tukang tembak, padahal 44nya buta semua (gamungkin kan, hahaha).. kita cuma 4 orang anak SMP yang terjebak di sebuah SMA, hmmm... detilnya sebuah kelas.. terus punya pikiran yang sama. punya kelebihan yang mungkin orang Lain nggak punya; yaitu 
ketololan yang bersifat bego dan cenderung bodoh yang mencolok pada idiot. dan sebenernya tujuan kita itu nggak kaya Boys Before Flower di atas yang mau mendominasi sekolah atau.. yang Lebih2 Luas gitu Lah.. nggak juga kaya Fantastic Four yang bakalan dipujapuji karena nolongin warga kota (boro2 nolongin, setiap Hentakan itu beresiko membunuh 1,65734% dari pembaca, kyaaa -..-), tapi sebenernya, kita itu cuma mau cerita ke semua orang tentang kita yang Lagi gila2an, tentang kebodohan kita, dan berusaha buat orang tau kita walaupun cuma jadi bahan ketawaan, ya seenggaknya kita nggak pengen eksis kaya anak2 gaul yang kalo makan di Kemang, kalo nonton bioskop di Blitz, kalo ketemu temen FB atau reuni SMP di PIM, yang tadinya hapenya Huawei jadi Blackberry, ya nggak kaya gitu... tapi seenggaknya kita semua tulus karena hanya mau cerita, dan buat orang Lebih tau banyak tentang yg mereka nggak tau..


Kamis, 06 Oktober 2011

Paper 1 Shift Paradigm

Paper 1
Shift Paradigm Pada Ilmu dan Pendidikan

Nama         : Safrizal
Npm           : 26111549
Kelas          : 1KB01

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang Masalah
Di dalam tahun-tahun 1920-30 kalangan positivisme logis (logical positivism) yang biasanya dikenal dengan “Lingkaran Wina” (Moritz Schlick dan Rudolf Carnap) mengemukakan bahwa teori-teori baru dalam ilmu pengetahuan alam (natural sciences) ditetapkan melalui ‘verifikasi’ ( statement “tembaga menghasilkan daya listrik” adalah terbukti benar dan tidak terbantahkan lagi). Teori verifikasi ini amat berpengaruh di dalam dunia ilmu pengetahuan, termasuk di Indonesia. Tetapi sudah sejak 1935 Karl Popper melalui bukunya The Logic of Scientific Discovery (Jer: Logik der Forschung) mengemukakan bahwa aturan-aturan untuk menetapkan hipotesa-hipotesa baru dan teori-teori baru tidak ditentukan oleh konfirmasi positif, koroborasi dalam percobaan dan pengalaman ataupun oleh verifikasi. Banyak statement (misalnya “semua tembaga di dalam alam semesta ini menghasilkan daya listrik”) tidak bisa diverifikasi sebab tidak mungkin. Bukan verifikasi yang menentukan melainkan ‘falsifikasi’ dan prinsip yang mengikutinya kemudian disebut prinsip ‘falsifiabilitas’. Penemuan angsa-angsa berwarna hitam di Australia langsung memperlihatkan kebersalahan proposisi yang tadinya dianggap berlaku universal yaitu “semua angsa berwarna putih”. Dari pengamatan induktif yang menemukan bahwa ada angsa hitam, dapat dideduksikan secara umum juga bahwa “Ada angsa-angsa yang tidak putih”. Penemuan angsa hitam membuktikan kebersalahan proposisi “semua angsa berwarna putih”. Tetapi daripada memfrustrasikan, hal ini justru dapat dilihat positif. Teori ilmiah yang baik adalah teori ilmiah yang dapat dibuktikan salah, sedangkan teori ilmiah yang tidak baik adalah teori ilmiah yang tidak dapat dibuktikan salah. Maka Popper sangat mengecam klaim-klaim beberapa teori besar yang memberi kesan tidak memberi tempat pada kemungkinan dirinya dapat salah, seperti teori negara dan masyarakat yang bersumber dari Plato, psiko-analisa dari Freud dan teori sosial dari Marx.